
ACTNews, GAZA – Pembuatan belasan unit tuktuk untuk masyarakat di Gaza memasuki tahap akhir. Kendaraan berkat program pemberdayaan
dari Global Wakaf-ACT siap keluar dari karoseri dan sampai kepada masyarakat
prasejahtera di Gaza pada pekan ini.
“Insyaallah belasan
tuktuk ini siap kita distribusikan pada Kamis (1/7/2021) ini. Mudah-mudahan kehadiran
program ini bisa turut memulihkan ekonomi Gaza yang terus-menerus terganggu di
tengah penjajahan oleh Israel,” ungkap Said Mukkafiy dari Tim Global Humanity Response
(GHR)-ACT.
Tuktuk adalah
sebuah kendaraan yang lumrah digunakan masyarakat gaza. Di pagi hari, Tuktuk menjadi
moda antar jemput anak-anak ke sekolah, atau mengantar mereka yang ingin
beraktivitas. Sementara di siang hari, para pedagang berjualan minuman dingin,
jajanan, hingga mainan di pantai Gaza, pesisir laut Mediterania, dengan tuktuk mereka.
Ilustrasi. Tuktuk digunakan masyarakat di Gaza untuk menjajakan usaha mereka, mulai dari makanan, minuman, hingga mainan. (ACTNews)
"Bagi
masyarakat Gaza, tuktuk jadi kendaraan multifungsi dan mudah dioperasikan,
Tuktuk banyak diminati mereka yang ingin membuka usahanya sendiri. Realitas ini
membuat ACT bersama Global Wakaf menginisiasi program berbasis wakaf modal
usaha berupa Tuktuk untuk masyarakat Gaza," lanjut Said.
Di bawah program
Wakaf UMKM, masyarakat Indonesia diharapkan dapat membantu menciptakan
kesempatan bagi masyarakat Gaza yang memiliki kemampuan berwirausaha. Program
ini pun telah berjalan semenjak bulan Februari lalu. “Dengan adanya penambahan
gerobak motor ini, total Global Wakaf-ACT telah memberikan tujuh belas motor
Tuktuk kepada keluarga Gaza,” tambah Said.
Saat penyerangan
beberapa waktu lalu, fasilitas-fasilitas penting seperti pabrik industri,
pertokoan, hingga lahan pertanian di Gaza, luluh lantak dihantam misil milik
pesawat tempur Israel. Padahal, itu semua merupakan fasilitas penunjang ekonomi
terbesar bagi warga Gaza.
Imbasnya,
semakin banyak warga Gaza yang kehilangan pekerjaannya, angka pengangguran pun
melonjak tajam. Berdasarkan laporan kantor Monitor Hak Asasi Manusia
Euro-Mediterania, tingkat pengangguran di Gaza sudah tinggi bahkan sejak
sebelum agresi terakhir Israel, yakni 49 persen dari total penduduk, dan kini
naik hingga 67 persen. []