
ACTNews, LEBAK – Hujan deras yang mengguyur sebagian besar pulau Jawa
sejak malam pergantian tahun membuat banjir di sejumlah wilayah, termasuk di
Kabupaten Lebak, Banten. Banyak desa di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak
yang hingga kini masih terisolir.
Musnana, salah satu warga Kampung Muhara, Desa Ciladeun, Kecamatan Lebak Gedong, menuturkan banjir menghanyutkan rumah warga pada Rabu (1/1) siang. “Rumah yang berada di bantaran kali Ciberang satu per satu hanyut. Lebih dari 30 unit rumah di sekitar Kampung Muhara, akses jembatan provinsi yang melintasi Kampung Muhara terputus karena banjir,” ungkap Musnana kepada ACTNews.
Ia menambahkan, sebagian keluarga masih
terisolir di Kampung Muhara. “Sebagian besar warga sudah dievakuasi, namun
masih ada sejumlah keluarga yang tidak bisa ke mana-mana karena akses jalan
terputus,” lanjut Musnana yang kini mengungsi di Kecamatan Cipanas, Lebak.
Berdasarkan pengamatan Musnana sebelum mengungsi, hampir sebagian besar rumah di kampungnya hancur. “Hanya tersisa puing-puing,” katanya.
Selain Desa Ciladeun, wilayah yang terisolir lainnya antara lain Desa Banjarsari di Kecamatan Lebak Gedong, seperti yang dilaporkan BBC News Indonesia, Sabtu (4/1). Kondisi ini disebabkan oleh ambrolnya jembatan dan terputusnya jalan akibat banjir dan longsor yang menerjang Lebak.
"Bukan persoalan alat berat, karena wilayah itu tidak bisa dilalui orang dan kendaraan, dengan dibuka dengan alat berat pun sulit lokasinya. Karena jalan putus dan juga jembatan putus yang tidak bisa diakses dari mana pun kecuali dari udara," kata Iti, dikutip dari BBC News Indonesia.
Badan Penanggulangan Bencana daerah Provinsi Banten Mencatat, 6 kecamatan dengan 28 desa/kelurahan dengan 11.400 jiwa terdampak banjir di Kabupaten Lebak. Per 3 Januari, Tim SAR pun menemukan lima korban jiwa tertimbun longsor di Kampung Cigobang, Kecamatan Lebak Gedong.[]