
ACTNews, JAKARTA
– Pandemi Covid-19 atau virus corona kini menjadi masalah di masyarakat.
Mengingat kasus yang terus meningkat setiap harinya, Presiden Joko Widodo pada
Ahad (15/3) lalu memerintahkan masing-masing kepala daerah untuk menentukan
status siaga darurat dan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB).
“Oleh karena itu saya minta kepada
seluruh gubernur, kepada seluruh bupati, kepada seluruh walikota, untuk terus
berkonsultasi dengan pakar medis dalam menelaah setiap situasi yang ada.
Kemudian juga terus berkonsultasi dengan BNPB untuk menentukan status daerahnya.
Siaga darurat, ataukah tanggap darurat bencana non-alam,” kata Presiden Joko
Widodo dalam video yang diunggah oleh ANTARA.
Per 15 Maret lalu, ada 7 provinsi
yang melaporkan kasus Covid-19. Dari laman resmi Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, provinsi-provinsi tersebut yakni DKI Jakarta, Jawa Barat (Kabupaten Bekasi,
Depok, Cirebon, Purwakarta, Bandung), Banten (Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang, Tangerang Selatan), Jawa Tengah (Solo), Kalimantan Barat
(Pontianak), Sulawesi Utara (Manado), Bali, dan DI Yogyakarta.
Sejumlah langkah antisipasi telah diambil oleh daerah-daerah tersebut. Salah satu langkahnya yakni dengan meliburkan sekolah-sekolah sampai kuliah jarak jauh, bekerja dari rumah, dan menutup sejumlah tempat wisata. Jawa Tengah misalnya, meliburkan sekolah selama 2 pekan ke depan.
Suasana di Taman Fatahillah yang sepi pada Sabtu (14/3) lalu karena termasuk salah satu tempat wisata di Jakarta yang ditutup sebagai langkah antisipasi virus corona. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)
"Terhitung Senin, semua
aktivitas belajar mengajar di Jawa Tengah diliburkan," kata Ganjar dilansir
dari Tirto, usai menggelar rapat terbatas bersama Forkopimda dan seluruh
organisasi perangkat daerah lingkungan Pemprov Jateng di Semarang, Sabtu
(14/3) malam. Keputusan tersebut mencakup seluruh jenjang pendidikan mulai
dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA sederajat selama dua minggu. Kegiatan belajar dan mengajar diganti menjadi belajar jarak jauh dengan sistem daring.
Upaya pencegahan juga dilakukan
berbagai pihak. Seperti Departemen Kimia Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia (FKUI) yang membuat 420 liter hand sanitizer untuk dibagikan kepada sejumlah
rumah sakit dan sekolah.
"Untuk pesanan minggu ini,
kebanyakan pesanan dari teman-teman dosen dan dokter yang memang mau bagi-bagi hand
sanitizer. (Rencana total produksi) Minggu ini 420 liter," kata Staf
Pengajar Departemen Kimia Kedokteran FKUI, Rafika Indah, Ahad siang, dilaporkan
Kompas.com. Pemesan membeli 100 ml hand sanitizer seharga Rp5 ribu. Nantinya lokasi
penyaluran hand sanitizer menjadi kewenangan seluruh pemesan.
Hal serupa juga dilakukan oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT). ACT membagikan ratusan ribu masker gratis kepada publik di Bandara Soekarno Hatta dan WNI yang berada di Hong Kong, Singapura, Korea Selatan, dan Cina.
Penyuluhan juga terus dilakukan. Hingga
Kamis (12/3), setidaknya 13.500 orang telah mendapatkan penyuluhan pencegahan
penyebaran Covid-19 dari ACT. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan diluaskannya
sosialisasi di luar Jakarta. "Tim medis kami juga memberikan Training
of Trainers di cabang-cabang ACT di seluruh Indonesia. Harapannya,
penyuluhan ini dapat meluas hingga ke wilayah terpencil," kata Dokter
Muhammad Riedha Bambang dari tim medis ACT.
Berdasarkan data terbaru dari laman
pelaporan daring Worldometers, per 16 Maret sudah terdapat 117 kasus di Indonesia,
bertambah 21 kasus dari hari sebelumnya. Sebanyak 5 kasus di antaranya berakhir
dengan kematian, sedangkan 8 di antaranya dinyatakan sembuh.
Sementara dari seluruh dunia, terdapat 169.533 kasus dengan 6.515 kematian. Total oraang yang sembuh sejauh ini mencapai 77.753 orang. Seluruhnya berasal dari 157 negara dan satu kapal internasional Diamond Princess di Yokohama, Jepang. []