
ACTNews, KAYSERI – Hidup di negeri suaka, diaspora Uighur masih harus bersabar dalam keterbatasan. Mereka yang kini tinggal di Kayseri, Turki, kembali mengalami sulitnya memenuhi kebutuhan pokok di masa pandemi.
“Sekarang ini
mereka kesulitan mendapatkan sewa rumah, pekerjaan, sekolah karena status
mereka sebagai pengungsi. Identitas juga menjadi penghalang besar untuk hidup di negara
tempat mereka mengungsi, seperti Turki. Mereka terkenal dengan sifat pekerja
kerasnya dan ini membuat mereka selalu berusaha untuk terlihat cukup, tetapi
kenyataanya tidak,” terang Firdaus Guritno dari tim Global Qurban – ACT.
Untuk
meringankan sedikit duka mereka, tepat di Hari Raya Kurban pada tahun 2019
lalu, Global Qurban – ACT membawakan hadiah dari masyarakat Indonesia. Belasan hewan kurban setara kambing didistribusikan di 2 titik tempat
tinggal masyarakat Uighur di Kayseri.
“Kami memilih
lokasi ini, berdasarkan kondisi warga Uighur yang pergi mengungsi ke Kayseri, Turki untuk mencari kebebasan beribadah. Oleh karena itu, kami ingin mendukung
semangat mereka tersebut. Dan kedua, tempat ini dipilih berdasarkan warga yang
paling pantas untuk dibantu dan memiliki populasi pengungsi terbanyak,” kata
Firdaus.
Kantung-kantung daging yang siap didistribusikan. (ACTNews)
Sebanyak 450
jiwa menjadi penerima manfaat dari pendistribusian daging kurban ini. Seyyid
Abdulkadir Tumturk, perwakilan diaspora Uighur di Kayseri, bersyukur dengan adanya
bantuan dari masyarakat Indonesia tersebut. Ia senang dengan bagaimana kedermawanan
masyarakat Indonesia menyapa saudara mereka.
“Kami percaya
dan melihat bahwa muslim Indonesia tidak melupakan saudara-saudara mereka di perayaan
kurban tahun ini (2019) dan bantuan ini merupakan salah satu ciri khas akhlak baik
yang mereka miliki. Meskipun kita hidup di benua yang sangat terpencil, bahasa,
warna kulit, budaya, dan perbatasan kita terpisah, tapi hati dan emosi kita satu
frekuensi,” ujar Seyyid.
Firdaus berharap
tahun ini kedermawanan masyarakat Indonesia akan kembali menyapa para diaspora
Uighur di Kayseri, sehingga mereka bisa merasakan lagi kehangatan Iduladha.
Apalagi di tengah pandemi seperti ini.
“Mudah-mudahan
kedermawanan masyarakat Indonesia bisa kembali hadir ke Kayseri, sehingga bisa
membahagiakan mereka di tengah situasi sulit ini,” harap Firdaus.
Ekonomi Turki
memang sedang mengalami fluktuasi akibat pandemi. Dengan risiko pengangguran
massal, jatuhnya pariwisata, dan mata uang yang tidak stabil, "Situasinya
sangat buruk," kata Atilla Yesilada, ekonom di think tank GlobalSource
Partners, dikutip dari AFP pada 19 Mei lalu.
Bukan tanpa
solusi, CNBC Indonesia menyebut pemerintah Turki sebelumnya meluncurkan paket
stimulus pada Maret sebelum virus itu menyerang dan menulari masyarakat Turki.
Namun bantuan itu dinilai sejumlah pihak belum dapat mencukupi.
Dampak Covid-19 ini turut dirasakan diaspora Uighur di Istanbul, Turki. Pandemi juga melumpuhkan ekonomi sehingga penghasilan mereka menurun. Bahkan, sebagian keluarga Uighur prasejahtera juga semakin merana dengan naiknya harga keperluan pokok, sedangkan penghasilan berkurang. []