
ACTNews, KOTA KENDARI – Nikma memutuskan
memulai perjuangannya pada tahun 2002. Saat itu di tempat tinggal Nikma di atas
salah satu bukit di Kelurahan Gunung Jati, Kecamatan Gunung Jati, Kota Kendari,
masih cukup banyak anak-anak yang sudah berusia balig namun belum bisa membaca
Al-Qur’an. Ditambah wilayah tersebut merupakan wilayah rawan tawuran antar
pemuda, sehingga Nikma berharap pendidikan sejak dini mampu mengubah itu semua.
Aktivitas
belajar baca tulis Al-Qur’an dilaksanakan di rumah Nikma yang sederhana. Mayoritas
anak-anak yang ia ajar berasal dari keluarga kurang mampu. Meski dengan
fasilitas yang minim tapi anak-anak tampak begitu bersemangat mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
“Kemudian disusul
juga oleh ibu-ibu sekitar, yang terketuk hatinya untuk belajar dan mulai ikut pengajian,”
kenang Nikma pada Sabtu (15/1/2022) lalu.
Bertahun-tahun
rumah itu menjadi tempat belajar, sampai rumah yang berdinding papan itu mulai
lapuk dimakan waktu. Nikma menabung uang sedikit demi sedikit untuk memperbaiki
rumah. Tetapi setelah empat tahun, pembangunan baru berjalan 50%. Penghasilan
ia dan suami yang minim, serta tanggungan lima orang anak menjadi salah satu
kendala untuk menyelesaikan pembangunan dengan cepat.
Aktivitas pengajian
sempat terhenti sementara, malah sempat pindah ke TPQ yang cukup jauh. Sehingga
untuk memudahkan para santri, Nikma memiliki rencana membangun TPQ sementara di
atas tanah wakaf milik keluarganya.
“Supaya anak-anak
bisa mengaji dengan nyaman dan bisa sekaligus difungsikan sebagai musala. Bangunannya
sederhana saja, berukuran 4x6 meter,” kata Nikma.
Hanya saja dana
yang terkumpul baru bisa dimanfaatkan untuk membangun dua pijakan untuk tiang.
Kondisi tanahnya tidak rata, jadi sebagian bangunan harus bertumpu pada tiang. Sementara
sembari menunggu TPQ itu rampung, Nikma mensiasati kegiatan mengaji dengan cara
membagi sif untuk anak-anak. Sebagian mengaji siang, dan sisanya sore hari di
rumah.
“Meski kurang
efektif, yang penting anak-anak bisa terus rutin mengaji agar hafalannya tidak
hilang. Sementara itu, ibu-ibu belum bisa ikut belajar dan menunggu sampai TPQ-nya
selesai,” terang Nikma.
Global Zakat-ACT
membantu kebutuhan Nikma saat ini lewat program Gerakan Nasional Sejahterakan
Dai Indonesia. Harapannya, bantuan biaya hidup yang diberikan saat ini dapat
meringankan kendala yang sedang dialami Nikma dalam menebarkan dakwah. []