
ACTNews, KABUPATEN PASAMAN BARAT – Gempa sekuat
6,1 skala magnitudo yang mengguncang Pasaman Barat pada pertengahan Februari
lalu mendampak dan mengubah hidup banyak penyintas sampai saat ini. Seperti
kisah Sulastri, seorang pedagang yang tinggal di Kampung Alang, Jorong Pasa
Lamo, Nagari Kajai, Kecamatan Talamau.
Sebelum gempa
terjadi, Sulastri berdagang gorengan dan sayur di depan rumah. Bila barang
dagangan masih tersisa banyak menjelang sore, Sulastri akan membawa dagangan
keliling kampung hingga habis. Hasil kerja keras tersebut berkisar antara Rp100
ribu hingga bila ramai, bisa menembus Rp200 ribu.
Demikian
keseharian Sulastri demi membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Jika sedang
berdagang, sering terbayang si sulung yang butuh biaya besar untuk menyelesaikan
kuliah. Sementara suami Sulastri memperoleh penghasilan dari bertani jagung. “Masih
ada dua anak saya yang masih membutuhkan biaya,” ujar Sulastri pada Selasa (12/3/2022).
Sulastri memilih dagang untuk memenuhi kebutuhan dua orang anaknya. (ACTNews)
Setelah gempa
terjadi, rumah Sulastri rusak berat. Barang dagangan serta peralatan usaha juga
turut tertimpa bangunan yang roboh. Kini Sulastri bersama penyintas lain,
sementara waktu harus bertahan hidup di pengungsian.
Walau begitu,
Sulastri mengaku tidak enak bila harus terus menunggu bantuan. Ia ingin segera
kembali bangkit, dan berjualan seperti saat sebelum gempa. “Saya berharap ada
modal untuk membeli bahan baku dan peralatan, paling tidak untuk berjualan di sekitar
pengungsian,” tutur Sulastri.
Banyak lagi
pedagang yang bernasib serupa seperti Sulastri. Menurut data dari Pemerintah
Daerah Pasaman Barat yang didapatkan Tim Global Wakaf-ACT Pasaman Barat, sebanyak
81 UMKM ikut terdampak gempa, baik rusak ringan hingga berat. Di samping itu
juga, ada beberapa dampak lain secara tidak langsung seperti penurunan
penjualan, hingga kenaikan bahan baku.
Hal ini yang
akan menjadi perhatian Global Wakaf. “Ke depan, Global Wakaf Entrepreneur
melalui Wakaf UMKM bersama ACT Cabang Pasaman Barat akan mendata kebutuhan UMKM
yang terdampak. Kebutuhan modal usaha dan aset usaha menjadi hal yang segera
harus dibantu. Apalagi saat ini UMKM akan menghadapi bulan Ramadan di mana
kebutuhan untuk kembali berusaha sangat besar,” kata Adam Summa Fadhilah dari
Tim Global Wakaf Entrepreneur. []