
ACTNews, YERUSALEM –
Lebih dari 20 warga Palestina terluka dalam serangan pasukan Israel di
dalam dan sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur pada Ahad
(17/4/2022) atau dua hari setelah kekerasan besar di lokasi tersebut. Mayoritas
dari mereka terluka karena ditembak oleh peluru baja yang berlapis karet.
Serangan terbaru ini pun membuat membuat jumlah korban luka sejak Jumat lalu menjadi
sekitar dari 170 orang.
Selain itu, dalam serangan tersebut pasukan Israel juga
menangkap sedikitnya 18 warga Palestina. Serangan di Al-Aqsa ini juga bersamaan
dengan meningkatnya kekerasan mematikan di Tepi Barat, di mana beberapa warga
Palestina syahid usai ditembak pasukan Israel.
Firdaus Guritno dari tim Global Humanity Network ACT
menjelaskan, ketegangan di Al-Aqsa disebabkan Israel yang tengah merayakan
Passover selama 8 hari, yakni dari tanggal 15 hingga 23 April 2022.
Dalam perayaan ini, pasukan Israel dan ratusan pemukim memaksa masuk ke Al-Aqsa
untuk melakukan ritual sembelih hewan.
"Ini tentunya merupakan bentuk penghinaan terhadap Masjid Al-Aqsa yang merupakan salah satu tempat tersuci bagi umat muslim dunia, sekaligus bentuk provokasi terhadap warga Palestina. Oleh karena itu, warga Palestina berusaha tetap berkumpul melakukan itikaf di Masjid Al-Aqsa. Sebab, jika terus ada aktivitas muslim di Al-Aqsa, maka Israel akan kesulitan melakukan rencananya." ujar Firdaus, Senin (18/4/2022).
Lebih lanjut, Firdaus menjelaskan bahwa Israel telah
melakukan sejumlah pembatasan dan menutup jalan utama dari Tepi Barat ke Kota
Tua di Yerusalem. Hal ini dilakukan untuk mencegah datangnya lebih banyak warga
Palestina untuk berkumpul dan beribadah di Al-Aqsa.
Sementara itu, dilansir dari laman Arabnews, ada sekitar 228
pemukim Israel yang menerobos Al-Aqsa pada Ahad kemarin. Kedatangan mereka
dikawal ketat oleh pasukan bersenjata Israel. Pasukan tersebut juga sebelumnya
telah mengusir sekitar 500 warga Palestina yang tengah berkumpul di dalam
Al-Aqsa.
Sejumlah pejabat Palestina pun mendesak Israel untuk
menghentikan semua tindakan ilegal dan provokatif yang menjadi penyebab
gelombang serangan beberapa hari terakhir. Pihak Palestina juga meminta bantuan
masyarakat internasional untuk ikut andil mendesak Israel menghentikan tindakan
yang jelas melanggar hukum internasional tersebut.
"Eskalasi berbahaya Israel di kompleks Al-Aqsa adalah
serangan terang-terangan terhadap tempat-tempat suci kami," ujar pejabat
senior Palestina, Hussein Al Sheikh.
Untuk diketahui, selama Ramadan, Al-Aqsa biasa dipenuhi
puluhan ribu warga Palestina tiap harinya. Namun, Ramadan tahun ini Israel
melakukan pembatasan yang membuat warga Palestina tidak leluasa
beribadah di Al-Aqsa, di antaranya yaitu dilarang masuknya pria Palestina
berusia di bawah 40 tahun, dan keharusan memproses izin masuk untuk pria Palestina berusia di atas 40 tahun. []