ACTNews, KABUPATEN
MOJOKERTO – Memegang teguh prinsip para guru, Yayasan Penguatan Peran Pesantren
Indonesia ikut berperan dalam aksi selamatkan petani ubi bersama Global
Wakaf-ACT. Kolaborasi itu diwujudkan dengan target pembelian 1.000 ton ubi kepada
petani di Kecamatan Trawas dan Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, pada
Februari ini.
Sekretaris Umum
Yayasan Penguatan Peran Pesantren Muhammad Yusuf Misbah menjelaskan, ketahanan
pangan sudah lama menjadi perhatian pesantren. YP3I pun membuat Gerakan
Masyarakat Pesantren untuk Kedaulatan Pangan Indonesia. Menurut Yusuf, menjaga
pangan harus dimulai dari akarnya, yakni kesejahteraan petani. “Kami mengikuti
guru-guru kami, salah satunya Kyai Haji Hasim Ashari, pendiri Nahdlatul Ulama.
Salah satu pesan beliau, kita harus memerhatikan petani. Kalau petani sudah frustasi, bahaya sekali, sebab mereka
produsen pangan,” kata Yusuf.
Secara nyata, pada
aksi Selamatkan Petani Ubi ini, YP3I menggerakkan sejumlah santri untuk
membantu proses panen di sejumlah desa. Jumat (5/2/2021) lalu, 65 santri
dikerahkan untuk panen di Desa Cepokolimo, Kecamatan Pacet.
Shahendri (23) koordinator
santri taruna petani binaan YP3I yang ikut panen ubi Jumat lalu mengaku, kegiatan
pendampingan kepada petani sudah sering dilakukan para santri. Ia pun turut bangga bisa terjun langsung membantu petani.
“Kegiatan santri setiap hari memang tidak jauh-jauh dari bertani. Kami turut senang bisa menjadi bagian dari peningkatan hasil para petani, dari harga sebelumnya bisa mencapai seribu rupiah, sekarang 300 perak,” kata Shahendri.
Usai Panen, ubi diangkut menggunakan truk dan diantar ke sejumlah pesantren. (ACTNews)
Langsung diantar ke pesantren
Usai dipanen, ubi
langsung diantar ke sejumlah pesantren di Mojokerto. Secara simbolis, pada hari
pertama, rombongan truk dilepas oleh Sekretaris Umum YP3I Muhammad Yusuf
Misbah.
Tim Program Aksi
Cepat Tanggap Mohammad Jakfar menerangkan, panen ubi diikhtiarkan menjangkau 3.000
pesantren di Jawa Timur, DIY, dan Jawa Tengah. Per Senin (8/2/2021), sejumlah
pesantren di Surabaya, Sidoarjo, Malang, Mojokerto, dan Bojonegoro. “Tim kami
terus melakukan asesmen ke petani-petani ubi yang membutuhkan dukungan. Di
samping itu, kami juga langsung memanen ubi-ubi yang sudah siap dan segera
dikirim ke pesantren,” terang Jakfar.[]