
ACTNews, MERANGIN – Kabar kurang baik datang
dari Jambi, tepatnya di Kampung Duren, Kecamatan Renah Pamenang, Kabupaten
Merangin. Kampung yang didiami Suku Anak Dalam ini dikabarkan tengah mengalami kekeringan dan terjadi kelangkaan pangan, dampaknya warga Suku Anak Dalam mengalami kelaparan.
Dilansir
dari Sindonews.com, kelaparan yang
dialami Suku Anak Dalam akibat kemarau melanda sejak beberapa bulan silam.
Stok pangan menipis karena ketersediaan bahan pangan dari alam
berkurang.
Jhon selaku Pemimpin Suku Anak Dalam Kebun Duren mengatakan, semenjak kemarau warganya sulit mendapatkan hewan buruan. Penghasilan dari getah karet juga sangat murah harganya ketika dijual. “Jadi kami terpaksa makan sekali dalam sehari, itu juga kalau kami punya beras,” ungkapnya, seperti tertulis di laman Sindonews.com pada Kamis (17/10).
Dalam beberapa waktu terakhir, warga Suku Anak Dalam memakan hewan hasil buruan mereka. Mereka melakukan ini karena terpaksa setelah tak adanya bahan pangan lain. Namun, itu pun kalau mereka dapat buruan. Jika tidak, warga terpaksa hanya mengonsumsi air mineral untuk mengganjal perut.
Kabut asap yang menyelimuti Jambi, Rabu (16/10). Asap ini muncul setelah adanya kebakaran hutan dan lahan. (ACTNews/Muhammad Nor)
Jhon pernah mengajukan permohonan
kepada dinas sosial setempat karena kerawanan pangan di tempatnya tinggal. Sayang, belum ada tanggapan dari pihak daerah setempat, sedangkan saat ini semakin banyak
warga yang mengalami kelaparan.
Kasus
kelaparan yang dialami Suku Anak Dalam bukan pertama kali ini saja terjadi.
Sebelumnya di rentan tahun 2014 dan 2015, kasus kelaparan Suku Anak Dalam juga
mencuat. Penyebabnya ialah kondisi alam yang membuat sumber pangan berkurang.
Selain itu, semakin sempitnya lahan hutan tempat mereka tinggal dan mencari
makan juga menjadi penyebab.
Saat ini, tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi bersiap melakukan asesmen awal guna pengiriman bantuan pangan. Menurut Jambi Husen Wijaya dari Tim Program ACT, waktu tempuh dari Kota Jambi menuju wilayah yang sedang mengalami krisis pangan itu lebih kurang lima hingga enam jam. “Perencanaan untuk pengiriman paket pangan akan segera dilakukan,” ungkap Husen, Jumat (18/10).[]