
ACTNews, GAZA – Bunyi mesin bor menggema di belakang Masjid Al Khawaja, Kota
Wadi Al Salqa, di Jalur Gaza. Beberapa warga saling bahu-membahu menjalankan mesin
bor tersebut di tengah terik yang menyengat di Gaza pada Rabu (10/6) lalu.
Ikhtiar tersebut demi mengalirkan mata air
kepada Masjid Al Khawaja, melalui Sumur Wakaf yang dibangun Global Wakaf –
ACT. Hal tersebut diungkapkan oleh Said Mukkafiy dari Tim Global Humanity Response (GHR) – ACT.
“Hadirnya Sumur Wakaf di daerah ini adalah usaha
kami untuk menghadirkan air bersih dan sanitasi yang layak di wilayah Gaza.
Karena bagaimanapun, konflik yang telah berlangsung menahun merusak banyak
tatanan hidup masyarakat, termasuk sanitasi dan segala fasilitasnya. Terhitung sudah 4 unit Sumur Wakaf yang kita bangun di Palestina,” kata Said.
Konflik menjadi salah satu sebab mengapa beberapa titik di Jalur Gaza mengalami krisis air bersih. Michael Lynk, salah seorang Pelapor Khusus di Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan hal ini lewat laporannya resminya untuk Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR).
Sejumlah orang sedang melakukan pengeboran dengan mesin. (ACTNews)
“Pada 2017,
lebih dari 96% akuifer pesisir Gaza, yang merupakan sumber air utama bagi
penduduk Gaza, tidak layak dikonsumsi manusia. Alasannya antara lain ekstraksi yang berlebihan karena populasi Gaza yang sangat padat, air
terkontaminasi oleh limbah dan air laut, blokade Israel selama 12 tahun
lamanya, dan perang asimetris yang telah membuat infrastruktur Gaza lumpuh
parah dan terus-menerus kekurangan listrik,” sebut Lynk dalam laporan yang
dipublikasikan pada 18 Maret 2019 tersebut.
Palestina kini mengalami krisis air bersih. Public Radio International melaporkan, sejak 20 tahun lalu, 85 persen air minum di Gaza terkontaminasi. Pada 2018, mereka menemukan fakta memprihatinkan bahwa kadar kontaminasi meningkat menjadi 97 persen. Padahal, mengonsumsi air terkontaminasi adalah masalah serius bagi kesehatan. Sejumlah penyakit seperti diare, penyakit ginjal, pendek (stunting), hingga gangguan kecerdasan adalah risikonya.
Sementara itu,
pihak Direktorat Utilitas Air Perkotaan Palestina Monther Shublaq mengatakan,
untuk memperbaiki keadaan air di Gaza, satu persatu lagkah harus dilakukan. “Misalnya
saja perencanaan desalinasi, penampungan air hujan, sistem limbah desalinasi air
laut, dan infrasturktur.” jelas Monther dalam laporan dari Middle East Eye pada Maret lalu.
Dengan banyaknya masalah yang dialami Global Wakaf – ACT berencana dapat merampungkan pembangunan Sumur Wakaf di Wadi Al Salqa sesegera mungkin, “Rencananya insyaallah, kita akan selesai dalam minggu ini. Mudah-mudahan lebih dari 1.000 orang yang akan merasakan manfaat dari Sumur Wakaf ini,” ujar Said.[]