ACTNews, TASIKMALAYA – Musim kemarau mulai
berdampak di wilayah Tasikmalaya dan kabupaten/kota di sekitarnya. Beberapa
kecamatan mulai mengalami kesulitan air. Sawah-sawah yang biasa menghijau
dengan tanaman kini mulai kering dengan tanah yang retak.
Dari pemantauan tim Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Tasikmalaya selama pekan kedua Juni 2019 ini, setidaknya ada sembilan
kecamatan yang mulai mengalami kekeringan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Tasikmalaya mengatakan, beberapa kecamatan lain juga terancam kekeringan pada kemarau ini.
Sedangkan kini Pemerintah Kota Tasikmalaya telah menetapkan status siaga
bencana kekeringan yang diperkirakan terjadi hingga Oktober mendatang.
Fauzi dari tim ACT Tasikmalaya pada Jumat
(28/6), mengatakan, dampak kemarau kini telah dirasakan oleh masyarakat di
Jawa Barat khusunya Tasikmalaya. Warga yang mudah mendapatkan air, sekarang
harus menempuh jarak 500 hingga 1.000 meter dari tempat tinggalnya untuk
mendapatkan air. “Mereka mengambil air sampai ke desa tentangga dengan berjalan
kaki, ketersediaan air makin susah,” jelasnya.
Mengambil air hingga keluar desa menjadi pilihan
warga kerena harga air yang cukup mahal jika harus membeli dari pedagang. Harga
yang dipatok Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per galonnya. Selain kebutuhan minum serta kebersihan,
sulitnya pasokan air juga mulai dirasakan petani. Puso menjadi ancaman jika
tidak ada penanganan yang tepat.
Berdasarkan pantauan tim ACT, sembilan kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya sudah mulai dilanda kekeringan. Mereka di antaranya Tanjungjaya,
Cineam, Cigalontang, Padakembang, Sukaratu, Cisayong, Sukaresik, Pagerageung, serta Kadipaten.
Sembilan kecamatan itu akan menjadi fokus aksi tim ACT untuk menanggulangi kekeringan. Fauzi
menambahkan, selain di Kabupaten Tasikmalaya, beberapa kabupaten lain juga akan
menjadi fokus perhatian ACT selama kemarau. “Lima kecamatan di Kota
Tasikmalaya, dua kecamatan di Garut, serta tiga kecamatan di Pangandaran, Jawa
Barat,” tambahnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada rilisnya Maret lalu mengungkapkan, awal musim kemarau akan dimulai pada
April 2019. Ada beberapa wilayah yang perlu mewaspadai datangnya kemarau lebih
awal. Antara lain ialah Nusa Tenggara Timur dan Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, serta Jawa Barat bagian tengah dan selatan.[]