
ACTNews, CIAMIS – Guru honorer dengan gaji pas-pasan sangatlah sulit mengatur keuangan. Apalagi di masa pandemi Covid-19, kondisi keuangan semakin memburuk akibat sekolah tatap muka ditiadakan dan gaji kena potongan. Beberapa alokasi biaya harus dikorbankan agar tetap bisa makan.
Ya’sep Ali Sa’bana
(38) mungkin salah satu guru yang merasakan demikian. Guru honorer di madrasah
aliyah swasta di Desa Nasol, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis itu sampai
harus terpaksa berutang sana sini untuk membayar tunggakan sepeda motor. Gaji
yang didapat tidaklah cukup jika digunakan untuk membayar cicilan Rp500 ribu
per bulan.
"Gaji dari
sekolah sekarang enggak cukup kalau dibuat bayar cicilan (sepeda motor). Buat
makan saja harus benar-benar menghemat, biar cukup sampai gajian bulan
depan," kata Ya’sep, Kamis (17/6/2021).
Ya’sep menjelaskan,
gaji yang diterimanya saat ini lebih sedikit dibanding sebelum pandemi. Saat belum
pandemi pun, gajinya tak sepenuhnya menutupi kebutuhan hidup keluarga. Bahkan,
belum gajian di bulan selanjutnya, uangnya sudah habis dan terpaksa berhutang
untuk sekadar makan.
"Adanya motor
penting, soalnya kalau naik angkot (ke sekolah) lebih mahal. Makanya, cicilan
saya usahakan enggak mandek, jadinya terpaksa utang. Mau bagaimana lagi?” ujar
Ya’sep.
Ya’sep tak memiliki
pekerjaan sampingan, sehingga gajinya sebagai guru yang diandalkan. Istrinya
pun hanya seorang ibu rumah tangga, sebenarnya ia ingin membuka usaha untuk
menopang ekonomi keluarga. Sayang, permodalan menjadi masalah.
"Mudah-mudahan
cepat selesai ini (pandemi Covid-19). Sekolah masuk lagi, pendapatan sekolah
juga normal lagi, gaji guru-guru honorer juga enggak dipotong lagi," kata
Ya’sep usai menerima bantuan bantuan biaya hidup untuk guru dari Global Zakat-ACT,
Kamis (17/6/2021).[]