
ACTNews, SEMARANG – Banjir rob
disertai jebolnya tanggul penahan air di Kawasan Tanjung Emas, Kota Semarang
belum juga mereda hingga Rabu (25/5/2022) siang, atau tiga hari seletah
kejadian. Area yang terdampak parah meliputi tiga kelurahan yakni Kelurahan
Tanjung Emas, Kelurahan Bandarharjo, dan Kelurahan Kemijen.
Merespons
bencana banjir rob ini, tim ACT telah mendirikan Posko Kemanusiaan yang ada di
Jl. Spoorland I RT 01 RW 03 Kelurahan Kemijen, Semarang Timur. Lewat posko ini,
tim menghadirkan ribuan paket makanan siap saji, hingga layanan medis gratis
untuk warga terdampak.
Dalam laporan
yang disampaikan relawan medis Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) dan Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Kota Semarang, sejumlah warga mulai mengalami berbagai
keluhan kesehatan.
“Kebanyakan
warga datang dengan keluhan gatal-gatal hal ini bisa disebabkan karena genangan
air banjir. Kondisi ini memang harus segera ditangani agar tidak semakin
memburuk dan menimbulkan penyakit lain,” ungkap Ulya Hasna sebagai Koordinator Relawan
Medis.
Dalam aksinya,
tim MRI dan ACT menerjunkan sepuluh relawan medis menyasar di Kelurahan Tanjung
Emas dan Kemijen, Kota Semarang. “Banyak juga dijumpai warga yang mengalami
tekanan darah tinggi. Hal ini wajar karena efek kurang tidur dan faktor
kelelahan yang dialami masyarakat terdampak bencana,” imbuh Hasna.
Sudarmaji (47)
warga Margorejo Barat, Kelurahan Kemijen menyampaikan bahwa banjir kali ini merupakan
banjir rob terparah yang ia alami semenjak tahun 1986.
“Beberapa warga
yang rumahnya terdampak parah mengungsi ke pos ronda dan fasilitas publik lainnya.
Saat ini warga sangat membutuhkan makanan siap saji dan air bersih karena terbatasnya
akses,” ungkapnya. []