
ACTNews, SITTWE – Sumur Wakaf kembali dibangun
untuk pengungsi internal Rohingya di Kota Sittwe, Rakhine, Myanmar. Tidak
tanggung-tanggung, lima sumur dihadirkan oleh wakif dari Indonesia untuk
menyelesaikan permasalahan air yang telah lama diderita para pengungsi.
Firdaus Guritno dari tim Global Humanity
Network (GHN) ACT, mengatakan, para pengungsi sangat antusias ketika tim ACT
datang ke wilayah mereka untuk membangun sumur. Sedikitnya 750 pengungsi turut
terbantu dengan adanya Sumur Wakaf yang dibangun di beberapa desa di Sittwe
ini.
"Proses pembangunan berlangsung sejak
April lalu dan rampung pada pertengahan Mei ini. Proses pembangunan juga
melibatkan warga sekitar. Saat sumur tersebut sudah jadi, warga di sana sangat
senang. Beramai-ramai mereka merayakan fakta bahwa mereka tidak lagi harus
berjalan jauh untuk mendapat air," ungkap Firdaus, Senin (23/5/2022).
Bagi penduduk Rohingya, air tak sebatas
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Akan tetapi, air menjadi penunjang ibadah
mereka, termasuk berwudu. Untuk itu, sumber air bersih amat penting bagi mereka
di tengah konflik kemanusiaan yang sedang mereka alami.
Untuk diketahui, krisis air menjadi masalah
yang sudah bertahun-tahun menimpa pengungsi Rohingya di Myanmar. Mereka harus
berjalan cukup jauh untuk menuju sumber air di sungai terdekat. Namun, tak jarang
pula air yang mereka dapatkan bukan air bersih, melainkan air sungai dengan
warna yang keruh.
Bahkan, berdasarkan data yang GHN-ACT
dapatkan, enam anak Rohingya dilaporkan meninggal tahun lalu akibat diare. Keenam
anak tersebut diketahui kerap mengonsumsi air keruh.[]