
ACTNews, KUDUS – Keinginan
untuk membantu pemasukan keluarga, mendorong Wildan (26) membuka angkringan di
dekat tempat dia tinggal di Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.
Sehingga penghasilan keluarga bertambah di samping dari sang ayah yang bekerja
sebagai buruh di sebuah pabrik, dan ibunya yang merupakan karyawan di sebuah
toko.
“Pengeluaran
keluarga sebulan bisa Rp2 juta sampai RP2,5 juta satu bulan. Sementara saya
juga masih punya adik dua orang, jadi buka usaha angkringan kurang lebih satu
tahun lalu. Jualannya dari sore sampai malam,” ujar Wildan kepada Tim Global
Wakaf-ACT pada Sabtu (3/6/2021) lalu.
Angkringan
Malyana namanya. Usaha itu terasa cukup di hari-hari normal, tetapi saat
kondisi pandemi memburuk, pemasukan Wildan ikut terdampak. Sementara di sisi
lain, kebutuhan keluarga juga ikut mendesak. “Akhirnya modal untuk angkringan
juga sempat terpakai buat kebutuhan keluarga,” jelas Wildan.
Belum cukup
pandemi, datang juga ujian lain untuk Wildan. Beberapa waktu lalu, alat-alat
angkringannya habis digondol maling. “Barang-barang untuk membuat angkringan
hilang dicuri, seperti tabung gas salah satunya. Sekarang saya mesti
mengumpulkan modal lagi buat membeli barang-barang untuk jualan,” tambah
Wildan.
Untuk membantu
usaha Wildan, Global Wakaf-ACT memberikan bantuan melaui Wakaf UMKM. Dengan
hadirnya bantuan modal ini, diharapkan mempercepat kembali pemulihan usahanya
yang sempat terdampak berbagai kendala.
Selain untuk Wildan,
pada hari itu Wakaf UMKM juga memberikan bantuan modal untuk tiga orang pelaku
usaha lain. Harapannya dengan kehadiran program Wakaf UMKM ini dapat terus
meluas di Kabupaten Kudus, sehingga dapat menjangkau lebih banyak UMKM yang
membutuhkan.[]