
ACTNews, MAMUJU –
Namanya Junubia (46), warga Sumbuang 2, Kabupaten Mamuju. Menjual hasil kebun
seperti pisang, pepaya, dan ubi menjadi kesehariannya untuk mencari nafkah.
Barang jualan itu tak selalu hasil kebunnya sendiri, Junubia tak jarang menjual
hasil kebun milik orang lain yang ia jual kembali untuk mencari keuntungan.
Cara ini dilakukannya demi menopang ekonomi keluarga dan membesarkan ke lima
anaknya.
Bersama
sang suami yang bernama Latif, Junubia menjual hasil kebun tersebut. Latif
sendiri merupakan seorang petani yang juga membantu istri untuk berjualan. Tak
besar memang pendapatan mereka dalam sehari, pendapatan kotornya hitungan
ratusan ribu saja dalam sehari. Akan tetapi, syukur menjadi kunci Junubia dan
Latif untuk menggunakan uang tersebut memenuhi kebutuhan harian keluarga.
“Biasanya
sehari bisa dapat 300 ribu (rupiah) sehari,” ungkap Junubia yang biasa
dipanggil Inna Melia ini, Senin (8/2/2021).
Namun,
uang harian yang biasa didapatkan Junubia saat ini tak sebesar itu lagi.
Pandemi Covid-19 yang dimulai satu tahun lalu menjadi titik awal turunnya
pendapatan. Dan, ketika penjualan belum juga kembali normal akibat pandemi,
gempa bumi M6,2 mengguncang Mamuju pada pertengahan Januari lalu menambah
kondisi kurang baik ekonomi Junubia dan keluarga.
“Sejak
pandemi dapat uang 100 ribu saja sudah bagus. Tapi lebih sering dapat uang
puluhan ribu, beruntung enggak sampai bangkrut,” tutur Junubia.
Saat ini Junubia sendiri
merupakan salah satu korban terdampak gempa Sulbar. Masuk pekan ke empat
pascagempa, Junubia telah membuka kembali warung kecilnya itu. Hal ini
dilakukan demi membangkitkan kembali perekonomian keluarga walau tengah diterpa
musibah.
Ikhtiar Global Wakaf
Pascagempa, Global
Wakaf-ACT bergerak cepat untuk mendampingi para penyintas, khususnya pelaku
UMKM. Melalui pemberian modal usaha, diharapkan mampu memulihkan perekonomi
wilayah bencana dari geliat usaha UMKM. Hingga kini, asesmen serta implementasi
terus dilakukan tim Global Wakaf untuk memastikan pemberian modal tepat
sasaran.
Raka Ginanjaya Gumelar dari
tim Global Wakaf-ACT mengatakan, saat ini di Mamuju dan Majene yang terdampak
gempa usaha skala kecilnya turut hancur. Tak sedikit tempat usaha yang hancur,
pelaku usahanya mengungsi, hingga kehabisan modal karena diterpa pandemi serta
bencana. Sehingga, penyelamatan usaha kecil kini menjadi salah satu fokus
Global Wakaf di tanah bencana Sulbar dengan program pemberian modal usaha.
“Kedermawanan sahabat wakaf
saat ini sangat dinantikan pelaku usaha kecil yang tengah coba bangkit dari
pandemi dan ujian bencana alam,” jelas Raka, Kamis (11/2/2021).[]