
ACTNews, LOMBOK UTARA – Masjid Nurul Muhajirin
di Dusun Santong Mulia, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok
Utara, hancur akibat gempa tahun 2018 silam. Hingga saat ini, bangunan masjid
permanen belum kembali berdiri.
Muhammad Syabur Dziqran dari tim Aksi Cepat
Tanggap NTB, mengatakan, saat ini warga masih menggunakan bangunan sementara
yang terbuat dari terpal. Lantai terbuat dari sisa bangunan terdahulu. Bangunan
sementara baru berdiri di tahun 2019, atau setahun pascagempa Lombok dari hasil
swadaya masyarakat.
Saat salat Jumat, masjid sementara tidak
mampu menampung jumlah jemaah. Sehingga, sebagian jemaah harus salat di luar
bangunan masjid sementara.
Ekonomi warga sekitar mayoritas menengah ke
bawah dan bekerja sebagai petani. Pascagempa, ekonomi belum sepenuhnya membaik.
"Ditambah tahun 2020 dan 2021 dihantam pandemi Covid-19, warga cukup sulit
untuk memenuhi kebutuhan hariannya," ungkap Dziqran.
Padahal, lanjut Dziqran, kehadiran Masjid
Al-Muhajirin sangat penting bagi warga di empat dusun yakni Dusun Lokok Rauk,
Dusun Sumur Jiri, Dusun Mulagati dan Dusun Santong Mulia. Jumlah keluarga di
empat dusun tersebut mencapai 412.
"Sebelum gempa, Masjid Al-Muhajirin
cukup untuk menampung jemaah salat Jumat. Tapi dihantam gempa akhirnya rata
dengan tanah. Warga berharap dapat memiliki bangunan masjid yang permanen,
sehingga dapat beribadah dengan nyaman," pungkasnya.[]