
ACTNews, MAGELANG –
Melalui cuitannya, Selasa (5/1/2021) tengah malam, Badan Geologi menyebut bahwa
aktivitas Merapi saat ini masih tinggi. Sejak pukul 18.00-24.00 WIB tercatat
sudah ada 23 kali gempa guguran dengan jarak luncur guguran lava pijar
diperkirakan maksimal 500 meter ke arah barat daya atau Magelang. Visual
guguran lava ini pun terpantau, sehingga warga Merapi yang tinggal di kawasan
rawan bencana diharapkan waspada dan diminta untuk tetap tenang serta terus
mengikuti instruksi dari pihak-pihak terkait.
Di
tengah masih tingginya aktivitas Merapi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, pemerintah setempat dibantu relawan gabungan, termasuk Masyarakat
Relawan Indonesia-ACT yang terus siaga di area Merapi, sejak beberapa hari lalu
terus mengevakuasi warga. Salah satunya ialah warga yang tinggal di Dusun
Babadan 1, Kecamatan Paten, Kabupaten Magelang. Sekitar 300 jiwa dievakuasi
menuju pos pengungsian Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
“Evakuasi
warga memprioritaskan kalangan rentan seperti lansia, ibu hamil, orang sakit
serta anak-anak,” jelas Kepala Cabang ACT Jawa Tengah Giyanto, Selasa
(5/1/2021).
Selain
di wilayah Magelang, pergerakan pengungsi juga terlihat di barak pengungsian
Glagaharjo, Cangkringan, Sleman pada Selasa kemarin. Dilansir dari Kompas.com, penambahan pengungsi sebanyak
324 yang merupakan kelompok rentan warga Kalitengah Lor yang termasuk radius
bahaya Merapi. “Sekarang (pengungsi) ini kan warga yang dari awal siaga mereka
belum mau turun,” ujar Suroto, Lurah Glagaharjo.
Gunung
Merapi sendiri mengalami kenaikan aktivitas dan dinyatakan masuk level III atau
siaga sejak 5 November lalu. Sejak saat itu juga warga yang tinggal di zona
bahaya, khususnya radius 5 kilometer dari puncak, mulai dievakuasi ke barak pengungsian
yang tersebar di Sleman, Magelang, Klaten serta Boyolali. Warga ini juga lah
yang sebagian sampai saat ini masih bertahan di pengungsian, dan kini jumlah
pengungsi kembali bertambah.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) sendiri bersama relawan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) terus melakukan pendampingan terhadap warga Merapi. Posko kebencanaan, bantuan kemanusiaan serta relawan telah disebar di beberapa titik seperti Sleman dan Magelang.[]