
ACTNews, GARUT – Sarana ibadah bagi warga
Kampung Timbang Hayu, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, belum memadai. Musala
terdekat dari perkampungan yang mayoritas dihuni oleh buruh tani dan pembuat
batu bata ini kondisinya memprihatinkan. Selain bangunan yang tak luas, fisik
musala pun sudah lapuk usia dan cuaca.
Rizky Nugraha dari tim ACT Garut,
menjelaskan, sejak berdiri tahun 2007, musala tersebut jarang tersentuh
renovasi. Ukuran yang sempit karena saat dibangun, jemaah memang masih sangat
sedikit.
“Seiring berjalan waktu, jemaah semakin
banyak, tetapi bangunan musala tak banyak perubahan karena minim biaya
renovasi,” jelas Rizky, Senin (16/5/2022).
Dinding musala tersebut berbahan bilik
bambu, sedangkan atap dari genting. Jika cuaca sedang tak bersahabat, air hujan
acap masuk ke dalam bangunan. Warga bukan tak ingin pusat ibadah tersebut
direnovasi. Tak ada anggaran renovasi dan kondisi ekonomi warga yang
prasejahtera menjadi kendala.
Jemaah saat sedang salat di musala. (ACTNews)
"Warga Kampung Timbang Hayu sangat
ingin musala direnovasi dan diperbesar agar nyaman dan mampu menampung jemaah
lebih banyak. Mereka juga ingin musala digunakan anak-anak mengaji. Karena
masjid jaraknya sangat jauh dari kampung, jadi musala ini jadi pusat ibadah
terdekat,” tambah Rizky.
Mewujudkan harapan warga, ACT Garut saat
ini tengah berikhtiar membantu warga merenovasi musala. Penggalangan
kedermawanan tengah berlangsung. Semua masyarakat pun bisa ambil bagian dalam
aksi ini.[]