
ACTNews, JAKARTA – Sering kita mendengar istilah
ziswaf di berbagai kesempatan. Ziswaf adalah kependekan dari zakat, infak,
sedekah, dan wakaf yang mana semuanya adalah instrumen filantropi dalam
Islam. Hamdan Zoelva selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat/Lajnah Tanfidziyah
Syarikat Islam (SI) dalam satu kesempatan pernah mengatakan filantropi Islam
ini dapat menjadi solusi kemiskinan yang tengah dihadapi masyarakat.
“Inilah inti
dari ajaran Islam. Kenapa kita diwajibkan zakat dan dianjurkan sedekah dan
wakaf karena dijanjikan kalau menanam satu akan tumbuh 700 untuk yang
melakukan. Inilah kenapa kita dorong karena tentu sangat bermanfaat dan efeknya
ini luar biasa untuk pemberdayaan umat dan pemberantasan kemiskinan,” jelas Hamdan pada ACTNews pada 2019 lalu.
Ziswaf memang sama-sama bertujuan untuk memberdayakan masyarakat prasejahtera. Namun sejatinya, peran ziswaf berbeda satu sama lain. Berikut adalah peran dari masing-masing instrumen tersebut beserta dengan maslahatnya.
Zakat
Sedari kecil
kita telah diajarkan bahwa salah satu rukun menjadi seorang muslim adalah
menunaikan zakat. Zakat menjadi wajib bersama dalil yang menyertainya, salah
satunya yakni “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat, dan rukulah beserta orang-orang yang ruku.” (QS. Al-Baqarah: 43)
Selain perintah salat, manusia juga diwajibkan untuk berzakat kepada sesamanya. (ACTNews/Reza Mardhani)
Secara garis besar zakat terbagi menjadi dua, yakni zakat jiwa (fitrah) dan zakat harta (mal). Zakat fitrah wajib dikeluarkan setiap muslim di bulan Ramadan atau sebelum melaksanakan salat Idulfitri. Ketentuan zakat fitrah di Indonesia ditetapkan 2,5 kilogram beras atau makanan pokok di sekitar wilayah tempat tinggal. Sementara pembayaran zakat mal berbeda-beda menurut sifat harta dan besar penghasilan yang bersangkutan.
Infak
Berbeda dengan
zakat yang bersifat wajib, infak bersifat sunah bagi umat muslim. Kata infak
dalam dalil-dalil Alquran, hadis dan juga budaya ulama memiliki makna yang
cukup luas, karena mencakup semua jenis pembelanjaan harta kekayaan. Kemana pun
dan untuk tujuan apa pun, baik tujuan yang dibenarkan secara syariat ataupun diharamkan,
semuanya disebut dengan infak.
Oleh karena itu pada banyak dalil perintah untuk berinfak disertai dengan penjelasan infak di jalan Allah, sebagaimana perintah Allah, “Dan infakkanlah/belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah.” (QS. Al-Baqarah: 195)
Sedekah
Jika infak
terbatas dalam harta saja, maka sedekah
lebih luas lagi pengertiannya. Sedekah mencakup segala macam bantuan dari
seseorang kepada orang lainnya dengan harapan mencari pahala dari Allah. Bentuk
pemberiannya, waktu, dan jumlahnya juga bebas sesuai keinginan
pemberinya.
Istilah sedekah sering digunakan untuk menyebut segala jenis kebaikan sebab ada hadis Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, “Segala kebaikan adalah sedekah.” (HR. Bukhari, no. 6021. Diriwayatkan pula oleh Muslim, no. 1005 dari hadits Hudzaifah). Bahkan hal kecil seperti senyuman yang tulus, menyingkirkan duri dari jalan, membaca tasbih atau wirit lainnya dan segala bentuk kebaikan lain secara agama bisa disebut sebagai sedekah.
Ustaz Faris BQ
mengutip Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah yang bahkan menjelaskan bahwa hadis-hadis
tentang keutamaan sedekah tidak hanya berlaku untuk orang mukmin semata.
Kumpulan hadis mengenai keutamaan sedekah tersebut juga berlaku untuk seluruh
manusia, yang bisa mendapat kemanfaatan dari sedekah.
“Berlaku untuk
orang fasik, berlaku untuk orang zalim, berlaku untuk orang kafir. Coba
bayangkan, kenapa berlaku? Karena ia bisa menyelamatkan manusia,” ungkap Ustaz
Faris di gelaran ACT Fest bertema "Tambahkan Sedekah, Tumbuhkan
Berkah" pada Kamis (25/6) lalu.
Manfaat dan
kebaikan dari sedekah karenanya berlaku secara universal. Menurutnya, kebaikan
dari sedekah ini telah dibuktikan dari peristiwa-peristiwa masa lalu dan oleh
karenanya, ia mengajak semua orang untuk ikut bersedekah.
“Jadi teman-teman, kalau untuk jadi dermawan itu, anak tidak harus percaya surga dan neraka. Anda ingin kehidupan yang baik itu, ya seperti itu (sedekah). Cuma keberkahannya ada yang datang dalam mukjizat langsung, kasat mata, ada yang berproses,” kata Ustaz Faris.
Wakaf
Ibadah wakaf dalam
Islam dikategorikan sebagai salah satu amal jariyah untuk mendekatkan diri
kepada Allah. Wakaf sendiri adalah sedekah harta untuk kepentingan masyarakat
banyak. Agak berbeda dari zakat, infak, dan sedekah, wakaf tidak berkurang
nilainya, tidak boleh dijual dan tidak boleh diwariskan. Hal ini dikarenakan
wakaf pada hakikatnya adalah menyerahkan kepemilikan harta manusia menjadi
milik Allah atas nama umat banyak.
Pemberian ini
termasuk sedekah jariah, tidak putus pahalanya selama terus bermanfaat bagi
orang banyak. Wakaf tidak bersifat wajib, namun anjurannya tercantum
pada Alquran surat Ali Imran ayat 92, “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada
kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu
cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya.”
Wakaf dapat diimplementasikan menjadi sebuah sumur yang dapat dipakai oleh masyarakat secara komunal. (ACTNews)
Hamdan Zoelva
menjelaskan, salah satu upaya pengentasan kemiskinan adalah melalui
pengembangan dana wakaf sebagai filantropi tertinggi dalam Islam. “Kalau kita
kembangkan dana wakaf dan ini akan terus berputar untuk umat dan
bermanfaat bagi umat. Ini pelan-pelan dan pasti akan mengatasi masalah
kemikinan di Indonesia karena kita libatkan bersama-sama masyarakat.
Hasil pengelolaan wakaf produktif itu tidak untuk perseorangan tapi untuk
investasi dan diputar untuk usaha produktif,” ungkapnya.
Ustaz Amir
Faishol Fath juga pernah mengajak para dermawan untuk ikut mewakafkan apa yang
dia milikki dalam acara Waqf Business Forum yang bertemakan "Strategi Bisnis di Era New Normal" pada
pertengahan Juni lalu. Jika belum bisa dengan harta, maka Ustaz Amir
menyarakankan untuk memberikan tenaga mereka untuk mengentaskan kemiskinan dan
membangun peradaban manusia yang lebih baik.
“Masing-masing berwakaf, silahkan. Berwakaf dengan ilmunya, berwakaf dengan tenaganya, berwakaf dengan pikirannya, berwakaf dengan gagasannya, berwakaf dengan hartanya, semua kita bersinergi. Terserah mau jadi back, keeper, mau jadi striker, mau jadi sayap kanan silakan masing-masing. Intinya kita punya goal satu, dan kita berjuang bersama-sama yakni menyelamatkan kemanusiaan di muka bumi,” ucap Ustaz Amir. []