Pulau Selat Desa, Kelurahan Ngenang,
Kecamatan Nongsa, Batam menjadi tempat tinggal bagi 45 keluarga yang sebagian
besar merupakan Suku Laut dan mualaf. Perahu dan sampan menjadi transportasi
utama. Bertahun-tahun warga Selat Desa hidup dalam keterbatasan, fasilitas
pendidikan dan kesehatan ada di pulau seberang, listrik bertenaga diesel hanya
menyala pukul 6 sore dan mati jam 10 malam. Padahal, Selat Desa dilewati
saluran udara tegangan ekstra tinggi yang menghantarkan listrik untuk Batam
serta Bintan.
Baca kisahnya: Kala Semua Serba Terbatas di Pulau Selat Desa